30 Apr 2011

Situasi Yang diubahkan

Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. Kisah Para Rasul 16:25-26


Setiap kali jam kerja sudah selesai saya harus menjemput pacar saya untuk pulang tapi selalu saja waktu pulangnya tidak pernah tepa. Selama satu sampai dua jam saya harus menunggu di parkiran. Hal itu tentu saja sangat menjengkelkan, apalagi kalau suhu udara sanagt panas. Suatu hari, ketika saya sedang menunggu, saya mencoba melantunkan pujian. Hasilnya? Pikiran saya tak lagi terfokus pada situasi menunggu. Suasana hati saya berubah.

Kejengkelan pun sirna. saya tetap menunggu, namun saya dapat melaluinya dengan rasa damai samapi pacar saya keluar kantor. Pujian dapat mengubah fokus hati. Tak heran, Paulus dan Silas berusaha menyanyi sewaktu mereka dipenjarakan. Padahal, ini bukanlah reaksi yang wajar. Dalam kondisi babak belur, biasanya orang lebih suka meratap. Mengapa mereka memilih untuk memuji? Karena mereka sadar bahwa puji-pujian mampu mengubah fokus hati. Saat memuji, mereka tidak lagi melihat besarnya suatu masalah, tetapi hanya kehadiran Tuhan di sana.

 Malam itu, penjara berubah menjadi gereja. Para tahanan mendengarkan puji-pujian dengan saksama. Kuasa Tuhan pun dinyatakan. Bahkan, kepala penjara bertobat dan dibaptiskan. Dalam perjalanan hidup ini, kita bisa menghadapi situasi macet total. Masalah datang bertubi-tubi. Kita terjebak di dalamnya. Atau, seperti Paulus dan Silas, kejutan hidup datang tak terduga. Tiba-tiba kita merasa dipenjara. Dibelenggu masalah. Jalan keluar tampak sukar. Di saat seperti itu, janganlah berputus asa. Pujilah Tuhan! Biarkan pujian mengubah fokus hati kita, sehingga kita dapat melihat hadirnya Tuhan di dalam persoalan!

29 Apr 2011

TERUS UJUR

Neraca serong adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi Ia berkenan akan batu timbangan yang tepat. Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati. Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya. Pada hari kemurkaan harta tidak berguna, tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut. Jalan orang saleh diratakan oleh kebenarannya, tetapi orang fasik jatuh karena kefasikannya. Orang yang jujur dilepaskan oleh kebenarannya, tetapi pengkhianat tertangkap oleh hawa nafsunya. Amsal 11:1- 6

Di negara ini kita melihat seringkali terjadi pengadilan tindak pidana korupsi dan tim KPK berusaha mengungkapkan kecurangan yang terjadi pada Instansi Daerah dan Provinsi. Sikap mereka yang melakukan kecurangan cukup berani mengingat setiap temuan yang di dapat risikonya dipecat atau diminta mengundurkan diri ini sudah terbukti ada banyak Anggota dewan rakyat yang di pecat dan beberapa Gubernur dan Bupati. Hampir semua pihak yang dikabarkan menerima dan menikmati dana korupsi tersebut serentak menyangkal keterlibatan mereka atau mencari kambing hitam. Rupanya, kejujuran semakin jarang dijumpai dalam kehidupan kita. Hampir pada semua aspek kehidupan ini, kita menjumpai semakin banyak kecurangan, perselingkuhan, atau korupsi, baik yang berskala kecil maupun besar.

Ketika Bersikap jujur harus berani mengandung konsekuensi bahwa kita juga harus berani untuk menerima risiko dicap sebagai orang yang melawan arus. Apalagi istilah jujur hancur sudah begitu nyata terjadi di masyarakat kita. Lalu, bagaimana dengan kita, para pengikut Kristus? Apakah kita pun harus ikut berkompromi dengan dunia yang sudah begitu tercemar ini? Jawabannya jelas tidak! Firman-Nya mengingatkan, Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan mana kehendak Allah: Apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya dan sempurna (Roma 12:2). Marilah kita senantiasa memohon pimpinan Roh Kudus agar kita mampu bertahan dan tidak terbawa arus cemar dunia ini!

28 Apr 2011

Harga Dari Kesetiaan

Demikianlah perbuatan Hizkia di seluruh Yehuda. Ia melakukan apa yang baik, apa yang jujur, dan apa yang benar di hadapan TUHAN, Allahnya. Dalam setiap usaha yang dimulainya untuk pelayanannya terhadap rumah Allah, dan untuk pelaksanaan Taurat dan perintah Allah, ia mencari Allahnya. Semuanya dilakukannya dengan segenap hati, sehingga segala usahanya berhasil. (2 Tawarikh 31: 20-21



Alkitab menggambarkan Raja Hizkia sebagai seorang pemimpin yang "melakukan apa yang baik, apa yang jujur, dan apa yang benar di hadapan TUHAN, Allahnya. Dalam setiap usaha yang dimulainya... dilakukankanya dengan segena hati" Hizkia membayar harga yang mahal untuk menyelesaikan tugasnya. tetapi apakah harga dari kesetiaan?

1. Perubahan Gaya Hidup - Hizkia tidak hidup seperti cara hidup ayahnya.
2. Kesendirian - Hizkia melangkah dalam kepatuhan.
3. Iman Kepada Allah - Hizkia percaya bahwa Allah akan memberkati usaha-usahanya.
4. Kecaman - Hizkia bertahan menanggung pertanyaan pertanyaan keras dari generasi tua
5. Kerja Keras dan Uang - Sang raja memberikan waktu dan anggaran untuk mencapai tujuannya
6. Disiplin Sehari-hari - Hizkia menanamkan aturan hidup sehari-hari untuk pembaruan
7. Tekanan yang bertubi-tubi - Sang raja bertahan menaggung tekanan kegagalan dan keselahpahaman yang mungkin terjadi.


Hal ini dilakukan Hizkia Semuanya dengan segenap hati, sehingga segala usahanya berhasil....

Followers