26 Jun 2011

Baik dan Jahat

Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku Matius 13:29-30

Gandum dan lalang adalah dua tanaman yang sangat mirip, tetapi sebenar-nya sangat berbeda. Gandum adalah makanan pokok yang sangat berguna bagi manusia, sedangkan lalang sama sekali tidak berguna. Bahkan lalang lebih banyak menyerap sari makanan dari tanah, sehingga mengganggu pertumbuhan gandum. Sayangnya lalang dan gandum baru dapat dibedakan ketika bulir-bulir-nya ke-luar. Dan, lalang yang dicabut sebelum waktunya bisa membuat gandum turut tercabut. Satu-satunya cara memisahkan lalang dan gandum adalah de-ngan menunggunya sampai saat menuai tiba. Seumpama lalang dan gandum, begitulah orang jahat tetap dibiarkan hidup di dunia ini bersama orang baik, meski mereka membawa penderitaan bagi orang-orang baik. Tuhan mengasihi seluruh ciptaan-Nya, baik yang berbuat jahat atau yang berbuat baik. Dia masih memberi kesempatan kepada yang jahat supaya bertobat, juga memberi kesempatan kepada yang baik untuk terus bertumbuh dalam ketaatan pada firman Tuhan. Justru dengan adanya “lalang”, maka “gandum” ditantang untuk makin tekun bertumbuh, makin tahan uji, dan makin berkualitas. Hari ini kita diajar mengenal hati Allah yang panjang sabar dan mengasihi seluruh isi dunia ini. Dia bersabar karena segala sesuatu ada waktunya; kasih-Nya menerima setiap orang apa adanya. Kasih-Nya memberi kesempatan kepada setiap orang untuk berubah dan bertumbuh lebih baik, bukan cepat menghakimi dan menghukum. Allah memiliki kasih yang besar, yang tidak menyerah untuk terus mengasihi. Sebagai “gandum” di ladang-Nya, hendaknya kita terus bertumbuh dalam kasih dan kebenaran yang sejati

19 Jun 2011

JEBAKAN KENYAMANAN

Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Yesaya 6:1
Alexander Solzhenitsyn, seorang kristiani Rusia, pernah dibuang ke kamp pekerja Soviet. Di situ ia disiksa. Disuruh bekerja bagai kuda. Anehnya, setelah keluar ia malah mensyukuri masa-masa itu. Di situ saya mendapat pengalaman berharga, katanya. Sebelum menghadapi bahaya dan kesusahan, jebakan kenyamanan membuat saya malas bertumbuh. Di kamp itu, baru saya sadari, betapa penting-nya mengandalkan Tuhan. Hidup yang keras dan sulit justru membuat iman saya bertumbuh. Nabi Yesaya mendapatkan panggilan Tuhan dalam tahun matinya raja Uzia. Siapakah Uzia? Raja Yehuda terbaik sejak zaman Raja Salomo. Ia berhasil membuat rakyat merasa aman dan nyaman di bawah pemerintahannya. Ia menciptakan kemakmuran. Sisi buruknya, rakyat menjadi sangat bergantung kepadanya. Jebakan kenyamanan membuat mereka kurang bergantung kepada Tuhan. Kini sang raja telah wafat. Yang diandalkan lenyap. Padahal, musuh (bangsa Asyur) semakin dekat. Pada saat itulah Tuhan menyatakan diri kepada Yesaya. Tuhan ingin menyadarkan umat-Nya bahwa di atas raja dunia masih ada Raja alam semesta. Ketika raja dunia tak lagi dapat diandalkan, kini mereka perlu belajar bergantung pada Raja Surgawi. Tanpa sadar, kita pun bisa terjebak dalam kenyamanan hidup. Raja Uzia kita bisa berbentuk harta, asuransi, suami, istri, anak, kepandaian, atau karier. Itu semua memang perlu, tetapi bisa men-ciptakan rasa aman yang semu. Maka, jangan jadikan hal-hal itu sebagai andalan. Bergantunglah hanya kepada Tuhan, supaya jika segala yang semu itu lenyap, kita tidak sampai kehilangan pegangan

18 Jun 2011

Puji Tuhan


Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!  Mazmur 150:6

Kata “Puji Tuhan” kerap kita dengar saat seseorang bersaksi bahwa ia telah mengalami atau menerima berkat Tuhan; misalnya mendapatkan sesuatu, lulus ujian, atau sembuh dari sakit. Sepertinya kata ini tidak jauh dengan perasaan bersyukur. Namun, apa benar hanya pada saat-saat demikian kita perlu berkata, “Puji Tuhan”? Mazmur 150 mengajarkan kepada kita, mengapa dan kapan kita harus memuji-Nya. Mazmur ini sungguh tepat untuk mengakhiri kitab yang penuh dengan berbagai pengalaman dan perasaan para penulisnya. Para pemazmur menuangkan setiap pengalaman mereka—bisa pujian atau keluhan, syukur atau permohonan, keyakinan atau keraguan. Namun, atas setiap pengalaman naik turun itu, setelah perjuangan, pergumulan, peperangan yang harus dilalui, mereka mengakhirinya dengan satu nya-nyian yang mantap bahwa Tuhan sungguh layak dipuji. Sama dengan para pemazmur, tidak ada anak Tuhan yang luput dari gelombang kehidupan. Perjalanan hidup manusia selalu kaya dengan aneka pengalaman; baik-buruk, senang-susah, berhasil-gagal. Namun, atas setiap pengalaman itu, Allah tetap berdaulat. Dan bila kita hidup melekat kepada-Nya, pasti kemenangan yang akan kita alami. Kelak seluruh dunia akan menaikkan pujian seperti Mazmur 150 ini. Dan pujian yang dipersembahkan bagi-Nya, disajikan layaknya sebuah orkestra: semua alat musik dipadu untuk menembangkan kemegahan-Nya! Ditambah dengan tari-tarian yang mengekspresikan syukur melimpah. Jadi mulai saat ini, atas setiap hal yang terjadi dalam hidup kita, mari berlatih untuk berkata, “Puji Tuhan!”

12 Jun 2011

TIDAK...!!!

Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Yakobus 4:7

Dalam buku Keponakan Penyihir dari seri The Chronicles of Narnia, diceritakan bagaimana Digory telah membuat sebuah kesalahan fatal, yakni dengan mem-bunyikan bel yang membangkitkan seorang penyihir jahat. Ketika Aslan menanyai Digory tentang hal itu, Digory berkelit, Aku rasa aku agak terkena mantra yang ter-tulis dalam bel itu. Mendengar jawaban itu, Aslan menegaskan, Benarkah? Kemu-dian barulah Digory mengaku, Tidak. Sekarang aku tahu aku tidak terkena mantra. Aku hanya berpura-pura. Ketika dihadapkan pada satu pencobaan dan gagal, kerap kali kita juga berkelit dengan mengatakan bahwa kita dijebak, digoda, atau terkena mantra seperti dalih Digory. Padahal, sebenarnya kita tidak terkena mantra apa pun. Kita sendiri yang membuat pilihan untuk jatuh. Yakobus mengatakan dengan jelas bahwa tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri (ayat 14). Setan bisa menggoda kita, tetapi pilihan untuk berdosa atau tidak, tetap berada di tangan kita. Lalu bagaimana kita dapat menang melawan dosa? Bisa dengan dua hal: tunduk kepada Allah dan melawan Iblis. Keduanya sama penting, jadi harus sama-sama dilakukan. Kita bisa saja tetap gagal meski telah berdoa dan memohon belas kasihan Tuhan, karena kita tidak mau melawan Iblis dengan tegas. Kita hanya bisa melaku-kannya dengan berani berkata Tidak! kepada dosa. Itulah salah satu karunia yang kita peroleh dari Kristus yang telah menang atas maut. Karena Kristus telah menang bagi kita, maka saat kita berani berkata tidak, dosa pun tidak lagi berkuasa atas tubuh kita!

11 Jun 2011

Kekuatan Rohani

Kata-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan." Lukas 22:46

Dengan garang, si banteng menyerudukkain merah di tangan matador. Setelah berulang kali ia pun kelelahan, sebab tiap kali mendekati kain merah, si matador mengibaskannya. Ia tak sadar kain merah itu bukan lawan yang sebenarnya. Peperangan Israel melawan Amalek bukan sekadar perang fisik antara dua ke-kuatan militer. Amalek hanya alatsemacam kain merah yang dikibaskan oleh ke-kuatan yang ingin menghambat rencana Allah bagi masa depan Israel. Itu sebabnya Musa sebagai pemimpin Israel perlu memimpin bangsanya menghadapi perang tersebut secara tepat. Caranya? Dengan mengangkat tangan, yakni terus berdoa, seperti lazimnya umat Israel berdoa dengan menadahkan tangan (Ezra 9:5; 1 Timotius 2:8) sampai kemenangan mereka raih. Doa yang tak henti, karena tidak dilakukan sendiri, tetapi bersama-samasebagaimana Musa berdoa bersama Harun dan Hurbesar sekali kuasanya. Sebab Tuhan-lah yang berperang melawan si musuh sejati. Hidup kita serupa pertempuran. Banyak musuh menyerbu; desakan nafsu, situasi pelik, orang sulit di pekerjaan, pengusik ketenangan rumah tangga, penjegal karier, pesaing yang curang, pengacau, dan pemfitnah di gereja. Menghadapi hal-hal ini dengan kekuatan fisik hanya akan membuat kita lelah dan kalah. Apalagi jika kita pun terkecoh untuk membalas dengan cara serupa. Kita mesti sadar bahwa mereka hanya kain merah, bukan si matador yang mengibarkannya. Jadi, hadapilah dengan doa. Angkatlah tangan, tetaplah berdoa! Jika Anda menjadi lelah, mintalah saudara seiman untuk turut menopang dan berdoa bersama kita. Andalkan kekuatan Allah dalam melawan sang matador, si penguasa kegelapan

10 Jun 2011

SANJUNGAN

Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia."Kisah Para Rasul 14:11

Winston Churchill, mantan Perdana Menteri Inggris, pernah ditanya, Tidakkah Anda merasa tersanjung? Setiap kali Anda berpidato, orang datang berbondong-bondong sampai tidak kebagian tempat. Mereka sangat menyanjung Anda! Sang Perdana Menteri menjawab: Tiap kali ingin berbangga, saya ingat satu hal. Seandai-nya saya kelak dihukum gantung, jumlah orang yang hadir pasti melonjak dua kali li-pat! Sanjungan dunia semu sifatnya. Gampang berubah. Ketika Tuhan Yesus mema-suki Yerusalem, rakyat menyanjung-Nya. Beberapa hari kemudian, massa yang sa-ma meneriakkan Salibkan Dia! Itu juga yang dialami Rasul Paulus. Sehabis me-nyembuhkan seorang lumpuh dengan kuasa Allah di Listra, penduduk terkesima. Dikiranya Paulus dan Barnabas adalah titisan dewa. Mereka berdua pun langsung dipuja-puja dan diberi aneka persembahan. Tetapi begitu orang-orang Yahudi mem-bujuk mereka, segera saja mereka berbalik melempari Paulus dengan batu (ayat 19). Untunglah Paulus dan Barnabas tidak haus sanjungan. Keduanya malah prihatin melihat penduduk memuja-muja mereka. Paulus berusaha menjelaskan bahwa hanya Tuhan yang layak disembah. Pantang baginya untuk mencuri kemuliaan Tuhan bagi diri sendiri. Setiap orang suka disanjung. Sebetulnya tidak salah kalau kita merasa tersanjung saat dipuji orang. Yang salah, kalau kemudian kita gila sanjungan, hingga rela mengorbankan apa pun demi mendapat sanjungan. Sanjungan bisa menyesatkan, lagipula cepat sirna. Lebih baik fokuskan diri untuk melakukan tugas sebaik mungkin. Tidak peduli disanjung atau tidak 

Perlunya Rasa Sakit

Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Yohanes 16:8
Roberto Salazar, bocah 6 tahun, jarang menangis. Ia menderita penyakit langka; Hereditary Sensory and Autonomic Neuropathy, sebuah penyakit yang membuatnya tidak bisa merasakan sakit. Pernah ia gigit lidahnya sendiri sampai hampir putus. Orangtuanya panik, namun ia tenang saja. Kali lain Roberto terjatuh. Kakinya terluka, tetapi ia tidak menjerit minta tolong. Ia bangun dan berjalan lagi dengan luka menganga. Kondisi ini sangat berbahaya. Tubuhnya bisa terbakar atau terpotong tanpa disadari. Rasa sakit memang tidak enak, tetapi perlu untuk menyadarkan kita jika ada yang tidak beres. Roh Kudus sering memberikan rasa sakit ketika orang beriman berbuat dosa. Dia menegur dan memberi peringatan, supaya kita insaf. Dia mengingatkan kita kembali akan perkataan-perkataan Kristus (ayat 13,14). Sebagai Roh Kebenaran, Dia bertugas memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran. Jadi, Dia tidak bisa tinggal diam waktu kita berbuat dosa. Dia akan menegur. Teguran-Nya mungkin terasa sakit dan menciptakan rasa bersalah di hati. Namun, ini perlu agar kita mendapatkan kesempatan untuk berbalik ke jalan Tuhan. Tanpa teguran, dengan mudah kita dapat disesatkan oleh pelbagai godaan. Seperti Roberto, kita bisa menjadi mati rasa terha-dap dosa. Dan, bisa-bisa kita sudah terseret jauh sebelum sempat menyadarinya. Bersyukurlah jika Roh Kudus masih menegur dan membuat Anda merasa bersalah ketika berbuat dosa. Itu tandanya Dia masih berkarya dalam diri Anda. Dengarkan dan hargailah teguran-Nya! Jangan sampai hati Anda kebal, hingga merasa nyaman berbuat dosa

4 Jun 2011

KEKHAWATIRAN

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Matius 6:33

Siapa bilang kekhawatiran tidak berguna? Kekhawatiran dalam kadar ter-tentu, jelas bermanfaat. Saya khawatir tak lulus ujian, karena itu saya belajar. Saya khawatir sakit, karena itu saya menjaga pola hidup dan rajin berolahraga. Saya khawatir akan hari depan pendidikan anak-anak, karena itu saya membayar premi asuransi pendidikan. Saya khawatir menjadi botak, karena itu saya memakai sampo penguat akar rambut, dan sebagainya. Ya, khawatir dalam kadar dan konteks tertentu memang ada gunanya. Namun yang dimaksud Yesus dalam bacaan kita adalah kekhawatiran yang begitu besar, hingga menyingkirkan iman dari pusat kehidupan. Dalam bahasa Yunani, Yesus berkata, Me merimnate. Artinya, jangan terus-menerus khawatir begitu rupa. Bila kekhawatiran akan makanan, pakaian, dan kehidupan begitu besar, maka kita kehilangan iman. Jika kekhawatiran lebih besar dari iman, kita tak akan dapat mencari Kerajaan Allah lagi. Kerajaan Allah adalah realitas di mana Allah memerintah, sehingga kita menjadi tenang dan tenteram. Setiap hari memiliki kesusahannya sendiri (ayat 34). Kalau pusat hati kita adalah kekhawatiran, kita menambah kesusahan hari ini dengan beban yang tak perlu, yang semakin membuat kita lemah lesu. Lalu bagaimana kita dapat menjadi seperti burung yang merdeka dan bunga yang tampil penuh dalam kesementaraannya? Kita mesti menghadapi persoalan dunia yang berat ini dengan berani. Kita mengakui beratnya masalah, namun juga mengakui bahwa Allah bertakhta atas masalah. Dengan demikian kita dapat menghidupi setiap hari dalam kadar ketegangan yang pas

3 Jun 2011

Butuh TUHAN Lebih dari hidup

Mereka akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang, mereka akan bersundal, tetapi tidak menjadi banyak, sebab mereka telah meninggalkan TUHAN untuk berpegang kepada sundal. Hosea 4:10

Kalau kita berjalan-jalan di mal, menonton TV, atau membaca majalah, maka kita akan melihat banyaknya barang atau jasa yang ditawarkan. Secara tidak langsung kita dibuat untuk selalu tidak puas dengan apa yang kita miliki se-karang. Selalu ada barang yang lebih baru, lebih baik, lebih canggih, dan berbagai lebih lainnya. Kebohongan terbesar yang ditawarkan adalah kalau Anda punya ini, Anda akan bahagia. Bacaan hari ini berkisah mengenai imam dan bangsa Israel yang tidak setia. Ketika membaca daftar dosa yang dipampangkan, mungkin kita berpikir bahwa itu kasus bangsa Israel (ayat 2), bukan saya. Saya tidak berzina; saya setia kepada pasangan saya. Ya, mungkin kita setia kepada pasangan, tetapi baiklah kita bertanya pada diri sendiri, apakah kita setia kepada Tuhan? Tuhan berjanji memberkati orang yang takut dan setia kepada-Nya. Salah satu berkat Tuhan yang mungkin sangat jarang dibahas adalah, karunia untuk menikmati apa yang Allah berikan (Pengkhotbah 4:17,18). Ada orang-orang yang luar biasa kaya, tetapi tidak bisa menikmati kekayaannya karena Tuhan tidak mengaruniakan kuasa untuk menikmatinya (Pengkhotbah 6:2). Dalam bacaan kita, Tuhan berfirman bahwa umat yang meninggalkan-Nya akan makan tetapi tidak menjadi kenyang. Melakukan banyak hal, tetapi tidak membuahkan hasil. Itu terjadi karena mereka meninggalkan Tuhan. Mari kita memeriksa hidup kita sejenak. Apakah kita tidak merasa puas? Apakah kita sedang merasa kurang? Apakah kita tidak bisa menikmati hal-hal yang Tuhan berikan? Jika ya, ini saatnya berbalik kepada Tuhan. Dia menanti Anda. Sekarang

2 Jun 2011

DUA HATI

Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"  1 Raja-raja 19:13

Setiap kali suami saya pulang, anak saya yang berusia 2 tahun langsung tahu lebih dulu hanya dengan mendengar suara sepeda motornya. Ia akan segera lari keluar untuk menyambut ayahnya de-ngan gembira. Bagaimanapun suasana hatinya saat itu, yang jelas ia selalu senang bertemu lagi dengan ayahnya. Perasaan ini terjadi karena dua hatiayah dan anakbertemu. Saat itu, Elia sedang lelah dan putus asa. Bahkan ia minta mati saja, Cukuplah itu ... ambillah nyawaku (ayat 4). Aneh memang. Elia yang baru saja melakukan pekerjaan besar bersama Tuhan, mengalami kelelahan dan keputusasaan hanya karena ancaman Izebel, seorang manusia belaka. Lalu Tuhan datang menemui Elia. Bukan lewat angin besar yang membelah gunung dan memecah bukit. Bukan lewat gempa atau api. Dia datang lewat angin sepoi-sepoi basa. Tuhan menemui Elia bu-kan lagi lewat peristiwa dahsyat, melainkan melalui peristiwa biasa. Di situlah Elia keluar dan menemui Tuhan. Dua hati bertemu, dan Tuhan menggugah hati Elia dengan bertanya, Apakah kerja-mu di sini? (ayat 13). Tuhan menyadarkan Elia pada tugasnya dan menguatkannya supaya tidak lagi kalah oleh ketakutan dan kecemasan. Jika saat ini kita sedang takut dan cemas, serta begitu putus asa, Tuhan menggugah hati kita dengan pertanyaan, Apakah kerjamu di sini? Tuhan ingin kita bangkit. Hanya satu yang Dia inginkan, yakni agar kita bertemu dengan-Nya. Sekarang juga, temuilah Tuhan dalam keheningan doa. Utarakan segala pergumulan kita kepada-Nya. Dia akan meneguhkan kita kembali pada panggilan pelayanan yang sudah dipercayakan pada kita

1 Jun 2011

Rasa Cinta

Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. Mazmur 119:97

cinta itu unik. Cinta membuat hati sepasang kekasih tak terpisahkan seperti magnet. Keduanya merasa ingin selalu dekat. Jika berpisah beberapa saat saja, rasa rindu segera menyerang. Siang dan malam, wajah sang kekasih selalu terbayang. Apa yang sang kekasih ucapkan selalu terngiang. Hati menjadi resah, sebelum tiba waktunya mereka berjumpa lagi. Dalam Mazmur 119, Daud berbicara tentang cinta. Namun bukan cinta pada seseorang, melainkan cinta pada firman Tuhan. Di matanya, merenungkan dan mempraktikkan hukum Tuhan bukanlah sebuah beban, melainkan justru sebuah kesukaan. Hobi. Betapa kucintai taurat-Mu! katanya. Ibarat orang sedang jatuh cinta, Daud merenungkan firman itu siang dan malam. Apa yang membuatnya jatuh cinta pada firman Tuhan? Daud menemukan bahwa firman Tuhan itu begitu ampuh. Firman itu menjadikannya orang bijak yang disegani siapa pun (ayat 99-101). Firman itu memberinya janji yang manis dan menghibur saat susah (ayat 103). Firman itu menolongnya membenci apa yang Tuhan benci (ayat 104) dan mengarahkan masa depannya ke arah yang Tuhan mau (ayat 105). Bagi Daud, orang yang tidak hidup dekat dengan firman, mengalami kerugian besar! Seberapa besar rasa cinta Anda pada firman Tuhan? Bagi Anda, apakah membaca Alkitab merupakan kesukaan atau beban? Pandanglah firman Tuhan sebagai e-mail harian penting dari Tuhan bagi Anda. Ada banyak janji, nasihat, petunjuk hikmat yang Tuhan ingin sampaikan kepada Anda setiap hari. Baca dan renungkan. Jangan dilewatkan, nanti kita yang rugi 

Followers