30 Mei 2011

Pengampunan Diri

Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku."  2 Semuel 12:23

Setelah David dan istrinya selesai makan pagi, mereka bersiap pergi. Adriana, putri mereka yang baru berusia 2,5 tahun mengikuti ibunya ke kamar. David memanaskan mobil di garasi. Setelah semua siap, ia memundurkan mobil. Tiba-tiba roda mobil melindas sesuatu. David turun dan kaget bukan main. Ia telah melindas Adriana! Anak itu rupanya berjalan keluar garasi tanpa diawasi, lalu terlindas dan tewas seketika. David dan istrinya diliputi rasa bersalah luar biasa. Sulit mengampuni diri sendiri. Pikirnya, Adriana mati karena kecerobohan kami! Raja Daud pernah dihinggapi rasa bersalah serupa. Akibat dosa berzinah dengan Batsyeba, Tuhan menulahi bayi mereka hingga sakit. Daud berusaha keras memo-hon belas kasihan Tuhan, agar anak itu bisa tetap hidup. Tujuh hari ia berpuasa dan berbaring di tanah. Namun akhirnya anak itu tetap mati! (ayat 18). Semua ini gara-gara ulahnya. Hati Daud pasti dihantui rasa bersalah. Uniknya, setelah kematian anaknya, ia kembali mau makan dan melanjutkan hidup seperti biasa (ayat 20). Da-ud tak membiarkan diri dikuasai rasa bersalah. Ia sadar, jika suatu hal tak bisa lagi diubah, kita harus menerima kenyataan, seberapapun pahitnya. Berdamai dengan diri sendiri, berbenah diri, dan melanjutkan hidup ke depan. Itu lebih sehat ketimbang terjebak di masa lalu. Adakah rasa bersalah yang masih menghantui hidup Anda? Seringkah Anda ber-kata, Seandainya aku melakukan ini, itu pasti tak akan terjadi? Berhentilah hidup dalam penyesalan. Tuhan telah mengampuni kesalahan Anda. Jadi Anda pun harus mengampuni diri sendiri

29 Mei 2011

Jaga Mulut...

Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. Yakobus 3:2

Mulutmu Harimaumu, demikianlah bunyi slogan iklan sebuah perusahaan jasa telepon selular. Ungkapan ini benar. Kata-kata yang keluar dari mulut kita ibarat harimau: sangat berkuasa. Ucapan hakim di pengadilan bisa menentukan hidup matinya seorang terdakwa. Ucapan seorang pejabat bisa memengaruhi nasib rakyat. Ucapan pengusaha pada rekannya dapat membuat transaksi bisnis jadi atau batal. Ucapan seorang pria pada kekasihnya bisa membuatnya tersanjung atau tersinggung. Sekali salah ucap, akibatnya bisa gawat! Tidak heran, Yakobus menasihati agar orang berpikir ulang jika hendak menjadi guru. Tanggung jawab yang ditanggung berat. Setiap hari guru mengucapkan ribuan kata. Ucapannya membentuk cara berpikir murid. Idealnya, semua yang guru ucapkan harus benar. Padahal, kerap kali kita salah bicara. Mengucapkan apa yang tidak perlu atau tidak pantas. Mengendalikan lidah memang lebih sulit daripada mengendalikan api atau menjinakkan binatang. Tanpa dikekang, lidah bisa menjadi liar. Kadang mengucapkan berkat, kadang kutuk. Tidak konsisten. Jika ini terjadi, mana bisa guru menjadi teladan? Mana bisa dipegang perkataannya? Setiap orang percaya adalah guru. Pendidik. Kita diberi tugas mengajar dan menasihati sesama. Setiap orangtua pun bertugas menjadi guru bagi anak-anaknya. Jadi, belajarlah mengekang lidah. Berpikirlah lebih dulu, baru berbicara. Saring dulu, baru ucapkan. Lebih penting lagi: jagalah hati agar selalu murni. Sebab apa yang keluar dari mulut, berasal dari hati (Matius 15:18). Hati-hatilah: mulutmu harimaumu. Jangan menerkam orang lain dengan kata-kata Anda.

24 Mei 2011

DENGAN YESUS

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.Yohanes 15:5

Saat memasuki hari atau minggu yang baru, banyak orang merasa gembira dan bersemangat. Bagi mereka, hari baru adalah kesempatan baru, peluang baru, dan karena itu mereka menyambutnya dengan hati gembira, dengan semangat baru, dan tekad baru. Tetapi bagi sebagian orang yang lain bisa jadi tidak demikian. Hari baru bagai perpanjangan derita hidup yang membawa beban baru, persoalan baru, dan kepahitan baru, sehingga mereka pun merespons hari baru dengan muka masam dan hati galau. Berada di kelompok manakah Anda saat ini? Apabila Anda termasuk kelompok pertama, puji Tuhan, itu berarti Anda sudah berada di jalur yang benar. Berjalanlah terus di sana dan biarlah orang-orang yang ada di sekitar Anda turut merasakan semangat dan kegembiraan hati Anda. Namun, bisa jadi Anda berada di kelompok kedua. Anda merasa seolah-olah tak sanggup lagi meneruskan hidup ini. Anda sudah kehilangan semangat hidup. Anda enggan. Anda bingung. Anda merasa berat untuk memulai hari dan melanjutkan hidup. Jangan berkecil hati. Yesus mengasihi Anda apa adanya. Di dalam Yesus, Anda masih dapat melakukan banyak hal. Yang Anda butuhkan adalah menyerahkan kembali hidup Anda kepada Tuhan. Naikkan doa sederhana ini, Yesus, aku menyerahkan hidupku kepada-Mu. Aku ingin tinggal di dalam-Mu. Sejak hari ini, saya adalah milik-Mu. Dia akan memberikan keteduhan dan kelegaan (Matius 11:28). Sungguh. Dia akan memberikan kekuatan baru, memampukan Anda untuk melangkah tegar, sehingga kita tetap dapat berbuah banyak


Awas! Amarah yang Meledak

Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu Efesus 4:26
Seorang perempuan yang suka marah-marah berusaha membenarkan kebiasaannya, Kalau amarah saya sudah bisa meledak, berarti persoalan selesai. Jadi daripada dipendam, lebih baik diluapkan saja. Betul, tidak? Temannya pun menimpali, Yah, tapi kemarahanmu itu seperti pistol. Hanya dengan satu ledakan, kerusakan yang terjadi bisa sangat fatal. Kemarahan memang emosi yang pelik. Ada orang yang gampang sekali meledak amarah-nya, seperti perempuan di atas. Ada orang yang suka menyimpan kemarah-annya; sehingga menjadi akar pahit. Namun, ada pula orang yang tak bisa ma-rah. Ia cukup menyalahkan diri sendiri, dan akhirnya depresi. Apakah marah itu dosa? Alkitab tidak menyatakan bahwa kita tidak boleh marah. Hanya, kita perlu menghadapi kemarahan secara wajar. Ada saatnya kita juga perlu marah. Namun, Alkitab membatasi agar kita jangan memendam kemarahan hingga menjadi dendam (ayat 26). Kita mesti berjaga-jaga agar tak terjebak dalam amarah yang mengundang pengaruh Iblis (ayat 27). Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, nasihat Paulus tentang amarah ini ditaruh dalam konteks pelatihan rohani untuk menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru (ayat 23,24). Dalam proses ini kita ditantang untuk secara lebih tenang dan dewasa mengenali hal-hal yang memang sepatutnya memicu kemarahan, menyadari bahaya amarah yang tak terkendali, serta men-jauhi amarah yang mendatangkan dosa. Saat terjadi kecurangan atau ketidakadilan, misalnya, kita boleh marah. Namun, jangan asal meledak seperti pistol. Belajarlah mengungkapkan kemarahan dengan semestinya

22 Mei 2011

SUKSES, BAHAGIA

TUHAN, karena kuasa-Mulah raja bersukacita; betapa besar kegirangannya karena kemenangan yang dari pada-Mu! Mazmur 21 : 2

Sukses adalah paling di inginkan orang. Ironisnya, banyak orang tidak bahagia justru setelah mereka meraih sukses. Sebut saja Kurt Cobain, penyanyi dari grup Nirvana yang bunuh diri ketika sedang tenar-tenarnya di tahun 1990-an. Atau, para rohaniwan yang citranya runtuh karena keblinger oleh kesuksesan mereka. Belum lagi para pengusaha yang setelah sukses, justru keluarganya berantakan. Dan, masih banyak kisah tragis lain tentang kesuksesan. Ini menunjukkan pentingnya menjaga sikap hati saat meraih kesuksesan.

Bacaan hari ini berbicara tentang kemenangan Raja Daud. Berbagai keja-yaan dan kesuksesan ia peroleh, sehingga ia menjadi raja yang besar dalam sejarah bangsa Israel. Namun, ia sangat sadar bahwa kemenangannya datang dari Tuhan (ayat 2). Oleh karena itu, ia mengembalikan semua kemuliaan hanya bagi Tuhan. Hasilnya, ia bersukacita. Bukan karena kemenangannya, melainkan karena kesadaran yang ia miliki tentang siapa yang memberi kesuksesan terse-but, yakni Tuhan.

Dari mazmur ini kita belajar tentang cara menyikapi kesuksesan. Pertama, kita harus selalu menyadari bahwa kita sukses bukan melulu karena kita hebat, tetapi lebih utama karena anugerah Tuhan. Dalam rencana-Nya, Allah memercayakan berkat yang lebih kepada kita. Karena itu kita tidak boleh menjadi sombong. Kedua, kesuksesan bukan untuk dinikmati sendiri, melainkan untuk disalurkan kepada sesama. Sama seperti segala berkat yang lain, Tuhan ingin kesuksesan kita dipakai untuk memberkati orang lain dan memuliakan nama-Nya. Dengan demikian, kita akan menjadi orang sukses yang bahagia

20 Mei 2011

TETAP KUDUS

Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.  2 Timotius 2:21

Di hadapan Anda ada dua gelas. Yang satu terbuat dari kristal dengan ukiran cantik. Mahal, tetapi bagian dalamnya kotor dan berdebu. Yang satu lagi gelas plastik murahan, tetapi dicuci bersih. Jika Anda ingin minum, mana yang akan Anda pakai? Saya yakin Anda memilih gelas yang murah, tetapi bersih! Gelas semewah apa pun, jika dalamnya kotor dan berdebu, menjadi tidak berguna. Setiap anak Tuhan adalah gelas kristal.

Kristus telah menebus kita dengan darah yang mahal, sehingga kita menjadi milik-Nya yang sangat berharga (ayat 18,19). Itu sebabnya Tuhan ingin memakai kita menjadi alat-Nya, untuk menyalurkan air hidup kepada orang-orang di sekitar kita. Namun, itu akan terhalang jika kita tidak rajin membersihkan debu yang mengotori hati dan hidup kita. Agar dapat dipakai Tuhan, kita harus hidup dalam kekudusan. Tak membiarkan hawa nafsu mencemari dan menguasai hati. Tuhan meminta kita menjadi kudus dalam seluruh aspek hidup. Bukan hanya di gereja, melainkan juga di tempat kerja dan dalam keluarga.

Kata kudus berarti terpisah atau berbeda. Hidup kita harus dipisahkan, dikhususkan untuk memuliakan Tuhan. Berbeda dari cara hidup duniawi. Hidup kudus adalah keharusan, bukan pilihan. Tuhan berfirman, Kuduslah kamu, sebab Aku kudus (ayat 16). Adakah kotoran yang masih menempel di hati Anda? Bentuknya bisa berupa dendam, amarah, nafsu yang merusak, niat jahat, atau kebiasaan dosa yang terus dipelihara. Kita harus sering mem-bersihkan hati. Membuatnya tetap murni, agar Tuhan dapat terus memakai kita menjadi saluran berkat-Nya. Sayang, jika kita hanya menjadi gelas kristal kotor; indah namun tak berguna

14 Mei 2011

Prioritas Hidup

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Matius 6 : 33

Benjamin Franklin mengeluarkan slogan time is money, seakan-akan seluruh hidupnya hanya diprioritaskan dan ditujukan untuk mendapat uang. Bukankah dewasa ini ada banyak orang yang dibutakan oleh uang? Sebenarnya uang bukan sesuatu yang jahat. Hanya, kita perlu menjagai sikap hati kita terhadap uang. Itulah yang hendak Tuhan Yesus nyatakan kepada kita. Penumpukan harta yang tanpa tujuan sebenarnya justru akan membuat manusia khawatir. Atau, membuat manusia percaya pada diri sendiri secara berlebihan.

Dan yang paling parah, membuat hidup manusia dikuasai oleh uang. Itulah inti perkataan Tuhan Yesus (ayat 24). Tuhan menegaskan bahwa di mana hati kita berada, di situlah prioritas hidup kita cenderung berada. Bila hati kita ada pada harta, maka seluruh waktu, pikiran, dan tenaga, kita konsentrasikan untuk mengumpulkan harta pula. Tuhan Yesus tidak mengecam orang kaya. Buktinya, Zakheus pun dipanggil menjadi murid-Nya (Lukas 19:5).

Namun Tuhan ingin agar kita memprioritaskan hubungan dengan-Nya di tengah rutinitas mencari nafkah setiap hari. Ketika kita menjalankan aktivitas ekonomi sehari-hari, hendaknya kita tetap memancarkan kasih Tuhan. Dengan demikian, cara kita mencari uang pun akan dipengaruhi oleh sikap hati. Inilah kuncinya agar kita tidak terjerumus dalam sikap cinta uang, yang merupakan akar dari segala kejahatan di bumi ini. Mari melihat ke dalam diri. Apa prioritas hidup kita hari ini?

11 Mei 2011

Awas dengan Kesombongan..

Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Lukas 6:41

Seusai kebaktian, dua pemuda berjalan sambil bercakap-cakap. Keterlaluan sekali Bapak yang duduk di depan kita tadi! Sudah tidur, dengkurannya keras lagi. Pemuda pertama mengomel. Tak mau kalah, pemuda kedua juga ikut mengomel, Bapak tadi memang keterlaluan, dengkurannya membuat saya terbangun. Melihat kelemahan orang lain memang mudah, tetapi tak mudah menyadari kesalahan sendiri. Banyak orang kristiani juga mengomel dan mengeluhkan kelemahan orang lain atau mencela mereka yang berbuat salah. Tanpa disadari mereka juga bisa melakukan kesalahan yang sama. Mari kita belajar untuk berhenti menghakimi dan mencari-cari kesalahan orang lain, sebab jika hal ini terus kita lakukan, kita tidak akan pernah memiliki waktu untuk menilai diri sendiri. Itu bisa menjadikan kita munafik, seperti orang Farisi dan ahli Taurat yang dikecam oleh Tuhan Yesus. Hal ini kelihatannya sepele, tetapi kalau tidak cepat diatasi, tanpa sadar kita membangun tembok kesombongan yang tinggi. Kita akan selalu merasa paling benar, paling suci, paling rohani. Firman Allah hari ini menasihati; daripada kita mencari-cari kesalahan orang lain yang dapat dikritik dan dihakimi, lebih baik kita melihat keberadaan diri sendiri di hadapan Allah. Kita harus belajar menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna, tidak ada manusia yang tak pernah berbuat salah. Kalau kita mau jujur, bukankah kita ju-ga pernah salah? Kalau kita sendiri kadang juga berbuat salah, mengapa kita sibuk mencari-cari kesalahan orang lain?

Berpikir Positif

Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Efesus 4:31

Seorang pemuda Indian bertanya kepada kakeknya, mengapa dirinya begitu gampang tersinggung dan cepat marah. Ia ingin tahu cara mengubah perangainya. Sang kakek bercerita bahwa dalam diri manusia ada dua serigala. Serigala yang satu selalu berpikiran negatif, mudah marah, dan suka berprasangka buruk.

Adapun serigala yang lain selalu berpikiran positif, baik hati, dan suka hidup damai. Setiap hari kedua serigala ini berkelahi. Lalu serigala mana yang menang? tanya si pemuda. Serigala yang setiap hari kamu beri makan. Dalam diri kita ada sisi baik dan sisi buruk. Sisi mana yang kemudian menjadi dominan sangat ditentukan oleh makanan rohani yang kita makan. Baik makanan rohani itu berasal dari pola asuh dan lingkungan kita, maupun makanan rohani yang kita sendiri upayakan.

Sebagai manusia baru di dalam Tuhan, kita perlu terus-menerus membuang segala sifat buruk; dengki, iri hati, prasangka, dan lain-lain. Sebaliknya kita harus terus memupuk segala sifat baik; sabar, suka berdamai dengan kenyataan, menyebar kasih dan kebaikan. Dengan semakin banyak memupuk sisi baik, lama-lama sisi buruk kita akan tenggelam. Bagaimana kita dapat mengendalikan dua sisi itu? Bagaimana kita dapat memberi makan serigala yang baik? Dengan evaluasi dan introspeksi diri.

Dengan kemauan untuk belajar. Dan terutama, dengan menekuni firman Tuhan. Hanya dengan cara itulah, kita dapat mengikis sisi-sisi buruk kita. Membuatnya tidak dominan, apalagi menguasai kita. Sekaligus menyuburkan sisi-sisi baik kit.


7 Mei 2011

Hanya untuk Kristus

..., biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan Roma 12:11

Pemahat Jerman yang bernama Dannaker bekerja selama dua tahun menggarap patung Kristus sampai patung itu tampak sempurna baginya.Ia memanggil seorang gadis kecil ke studionya, dan sambil menunjuk ke patung itu, ia bertanya "Siapa itu?" Gadis kecil itu dengan keras menjawab,"Orang yang hebat."

Dannaker kecewa. Ia mengambil pahatnya dan memulai lagi dari awal. Selama enam tahun ia bekerja keras. Sekali lagi, ia mengundang seorang gadis kecil ke studionya, membawanya ke sisi patung itu, dan berkata, "Siapa itu?" Gadis kecil itu mengadah sejenak, lalu air mata menggenangi matanya ketika ia melipat tangannya di dada dan berkata, "Biarkan anak-anak itu datang kepadaku" (Markus 10:14) kali Dannaker tahu bahwa ia berhasil. 

Pemahat itu belakangan mengaku bahwa selama enam tahun itu, Kristus telah menyatakan diri kepadanya dalam sebuah visi, dan bahwa ia hanya menuangkan di atas batu marmer apa yang dilihatnya dengan mata hatinya. 

Ketika Napoleon Bonaparte memintanya membuat patung Venus untuk Louvre, Dannaker menolak. "Seorang Pria," katanya, "yang telah melihat Kristus tidak akan dapat menuangkan bakanya dengan memahat seorang dewi kafir. Seni saya ditujukan untuk hal-hal yang kudus.

NILAI SEJATI SEBUAH KARYA TIDAK BERASAL DARI BESARNYA USAHA, BUKAN JUGA DARI PROSES PEMBUATANNYA MELAINKAN DARI KRISTUS YANG MENGILHAMINYA

Tuhan ada di Dunia Usaha Anda... BERSAKSILAH

Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan, Kisah Para Rasul 2:47

Dokter Teoh Seng Hing adalah salah satu dokter ginekologi di Mount Elizabeth Hospital, Singapura. Ia seorang kristiani. Semua orang yang saya kenal dan pernah menjadi pasiennya punya kesan yang sangat positif terhadapnya. Sebab selain ahli, ia juga sangat baik, sabar, telaten, ramah, penuh perhatian.

Pasien bisa bebas dan nyaman berkonsultasi dengannya. Bahkan ketika Kezia, anak saya yang berumur 8 tahun, bertanya ini itu saat istri saya konsultasi, ia juga melayani dengan baik. Dengan sikapnya itu, Dokter Teoh telah menunjukkan kesaksian yang indah sebagai dokter kristiani. Kekristenan berkembang bukan hanya karena peran para penginjil ternama. Namun juga melalui kesaksian hidup para penginjil anonim. Orang-orang yang dalam peran dan profesinya masing-masing telah memberi kesaksian indah bagi masyarakat se-kitar. Seorang dokterdokter kristiani yang berbeda dari dokter lain.

Seorang pejabat  yang berbeda dari pejabat lain. Seorang mahasiswa kristiani yang berbeda dari mahasiswa lain, dan sebagainya. Iman kristiani mereka betul-betul nyata dalam kehidupan sehari-hari, melalui sikap dan tutur kata yang ditunjukkan. Jemaat mula-mula adalah jemaat yang bertumbuh sangat pesat. Ciri-ciri hidup mereka selain tekun dalam pengajaran para rasul (ayat 42), dan satu sama lain memiliki hidup kebersamaan yang kuat dan akrab (ayat 46), juga memberi pengaruh positif bagi orang-orang luar. Dan mereka disukai semua orang (ayat 47). Mari kita menjadi saksi yang setia, sehingga kehadiran kita sungguh menjadi berkat bagi orang-orang sekitar

5 Mei 2011

Doa Membuat Iblis Takut

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Yakobus 5:16

Hudson Taylor, Martin Luther, Gordon Lindsay, atau Corrie ten Boom, Reinhard Bonke, Billy Graham. Tahukah Anda mengapa tokoh-tokoh ini bisa dipakai Allah secara luar biasa? Salah satu kesamaan yang mereka miliki adalah kehidupan doa yang luar biasa. Corrie ten Boom mengatakan, Iblis tersenyum ketika Anda menyusun suatu rencana. Ia tertawa ketika Anda terlalu sibuk. Namun, Iblis takut saat Anda berdoa. Gordon Lindsay berkata, Waktu yang Anda manfaatkan untuk berhubungan dengan Tuhan tidak akan pernah sia-sia. Hudson Taylor mengatakan, Jangan melakukan konser terlebih dulu, baru memeriksa alat musik Anda. Mulailah se-tiap hari bersama Allah. Martin Luther berkata, Begitu banyak yang harus saya kerjakan hari ini, maka saya menggunakan tiga jam pertama saya untuk berdoa. Kita tidak bisa hidup tanpa doa. Tanpa doa, kehidupan rohani kita menjadi lemah, sehingga kita mudah untuk jatuh ke dalam dosa. Iblis tidak akan takut jika setiap hari kita menghadiri rapat di gereja untuk menyusun strategi. Iblis tidak akan takut jika kita membuat program-program gereja yang sangat menarik. Iblis bahkan tertawa terbahak-bahak saat melihat kesibukan kita yang padat di gereja. Semua itu tidak akan membuat Iblis gentar. Na-mun, saat kita berdoa, Iblis akan ketakutan dan lari dari hadapan kita. Doa menembus batas ketidakmungkinan dan kemustahilan. Kemampuan kita sangat terbatas. Tanpa doa, kita tidak dapat berbuat banyak. Sebab itu, mari kita mulai kehidupan hari ini dengan doa!

4 Mei 2011

Motivasi Hidup Kita

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Mazmur 23 :4 

Setiap orang mempunyai motivator dalam hidupnya. Motivator dalam arti sesuatu yang menggerakkan, memotivasi, mengarahkan, dan memengaruhi pola pikir, prioritas, perilaku, dan keputusan-keputusan dalam hidup seseorang. Motivator itu bisa berwujud uang, jabatan, popularitas, tokoh yang dikagumi, bisa juga akar pahit atau pengalaman traumatis di masa lalu. Sesungguhnya, hal-hal tersebut bukanlah motivator yang baik. Sebaliknya malah akan menjerumuskan dan mencelakakan; baik diri sendiri maupun orang lain. 

Tidak se-dikit tragedi di dunia ini yang dipicu dan dipacu orang-orang yang hidupnya dikendalikan oleh uang atau jabatan, misalnya. Motivator yang baik adalah Tuhan sendiri. Ini yang dialami dan dihayati oleh Daud. Daud sungguh-sungguh merasakan Tuhan membimbing, menuntun, dan memeliharanya. Ia memang tidak selalu bergelimang kesuksesan. Ia pun kerap hidup da-lam kesulitan; pernah dibenci setengah mati dan dikejar-kejar oleh Saul (1 Samuel 19), pernah dikudeta oleh Absalom, anaknya, dan terlunta melarikan diri (2 Samuel 15). Namun, Daud merasakan betapa Tuhan tidak pernah jauh darinya. Pun dalam saat-saat tergelap hidupnya, saat-saat kritis. Tuhan mencukupkan segala kebutuhannya. Tuhan membimbingnya ke jalan yang benar.

Tuhan menyegarkan jiwanya. Ia sungguh merasakan jejak-jejak kasih dan pemeliharaan Tuhan dalam setiap jengkal hidupnya. Bagaimana dengan kita? Pertanyaan penting yang perlu kita renungkan adalah; apakah Tuhan sudah menjadi gembala dalam hidup kita, sebagai prioritas dan dasar dari segala tindakan kita?

1 Mei 2011

Pilihan Yang Terbaik

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: 1 Petrus 2 : 9

Kacamata adalah sebuah benda yang spesial. Saya sangat menghargainya dan merawatnya karena besar manfaatnya bagi saya. Memang kacamata saya tampak seperti kaca biasa, te-tapi ia bukan kaca jendela, atau kaca stoples tempat kue. Leburan kaca yang dicetak untuk menjadi lensa kacamata saya adalah leburan kaca yang dipilih secara khusus agar mencapai tujuan pembuat-annya, yakni membantu saya untuk memiliki penglihatan yang lebih baik.

Hampir serupa dengan hal itu, bacaan Alkitab hari ini membukakan bahwa kita juga adalah orang-orang yang dipilih. Dari sekian miliar orang yang hidup di dunia ini, Allah sendiri memilih kita secara khusus untuk menjadi para pelayan Allah, yang wajib memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia (1 Petrus 2:9). Apabila kita telah dipilih sedemikian rupa oleh Allah, maka sudah seharusnya kita menjalani setiap profesi kita sebaik mungkin, apa pun itu, dengan memanfaatkan segala karunia dan talenta yang Dia anugerahkan. Jangan sampai kita berpikir bahwa kita cukup menjalani hidup yang biasa-biasa saja.

Dengan demikian, kita mencapai tujuan mengapa kita diciptakan, dan tidak sekadar menjadi kaca biasa. Dia ingin kita selalu melakukan yang terbaik. Apabila kita seorang pekerja, biarlah kita menjadi pekerja yang terbaik. Bila kita seorang pelayan Tuhan, biarlah kita menjadi pelayan Tuhan yang terbaik. Kita adalah orang-orang pilihan-Nya. Dan, bila Dia memilih, Dia juga memperlengkapi, menyertai, dan memampukan kita untuk melakukan yang terbaik bagi kemuliaan-Nya

Followers