24 Mei 2010

Orang Kristen ke Dokter! Bolehkah?

Dokter disebutkan berkali-kali dalam Alkitab. Satu-satunya ayat yang dapat diambil keluar dari konteks untuk mengajar bahwa orang tidak boleh ke dokter adalah 2 Tawarikh 16:12, “Pada tahun ketiga puluh sembilan pemerintahannya Asa menderita sakit pada kakinya yang kemudian menjadi semakin parah. Namun dalam kesakitannya itu ia tidak mencari pertolongan TUHAN, tetapi pertolongan tabib-tabib.” Namun hal ini meliputi seluruh sikap hidup Asa pada tahun-tahun terakhirnya (yang berpaling dari Tuhan beberapa waktu sebelumnya).

Ada banyak ayat yang berbicara mengenai menggunakan “pelayanan medis” seperti misalnya mempergunakan perban (Yesaya 1:6), minyak (Yakobus 5:14), minyak dan anggur (Lukas 10:34), daun-daun (Yehezkiel 47:12), minum anggur (1 Timotius 5:23), dan salep/balsam, khususnya balsam dari Gilead (Yeremia 8:22). Lagipula Lukas, penulis dari Kisah Para Rasul and Injil Lukas disebut oleh Paulus sebagai “tabib yang kekasih” (Kolose 4:14).

Markus 5:25-30 berbicara mengenai seorang wanita yang memiliki pendarahan yang terus menerus, suatu penyakit yang tidak dapat diobati oleh para dokter sekalipun dia telah pergi ke banyak dokter dan menghabiskan uang. Waktu dia datang kepada Yesus, dia berpikir bahwa kalau saja dia menyentuh ujung jubah Yesus maka dia akan disembuhkan, dan dia sembuh.

Dalam menjawab pertanyaan orang-prang Farisi tentang mengapa Dia menggunakan banyak waktu dengan orang-orang berdosa, Yesus menjawab mereka, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit” (Matius 9:12). Dari ayat-ayat di atas orang dapat mengambil prinsip-prinsip berikut ini:

1) Dokter bukanlah Allah dan tidak boleh dipandang sebagai Allah. Kadang kala mereka dapat menolong, namun ada kalanya yang mereka lakukan hanyalah menghabiskan uang.

2) Mencari dan menggunakan dokter dan pengobatan “duniawi” tidak dicela dalam Alkitab bahkan nampaknya dipergunakan dalam Alkitab.

3) Campur tangan Allah dalam masalah fisik apapun perlu dicari (Yakobus 4:2; 5:13). Dia tidak berjanji bahwa Dia akan menjawab sesuai dengan apa yang kita minta (Yesaya 55:8-9), namun kita memiliki jaminan bahwa segala yang dilakukannya dilakukan karena kasih dan untuk kebaikan kita (Mazmur 145:8-9).

Jadi bolehkah orang Kristen pergi ke dokter? Allah menciptakan kita sebagai makhluk yang berakal budi dan memberi kita kemampuan untuk menciptakan obat-obatan dan belajar bagaimana mengobati diri kita. Tidak ada salahnya menggunakan pengetahuan dan kemampuan kita untuk penyembuhan fisik. Para dokter dapat dipandang sebagai karunia Allah kepada kita … sarana yang melaluinya Allah memberi kesembuhan dan pemulihan. Pada saat yang sama, iman dan kepercayaan kita haruslah pada Allah, bukan pada dokter atau obat-obatan. Sama seperti keputusan-keputusan sulit lainnya, Allah berjanji untuk memberi kita hikmat saat kita memintanya (Yakobus 1:5).

3 komentar :

  1. E. Ami Polany24/5/10

    Dokter kan cuma perpanjangan dr tangan Allah, semua org terlahir dgn talentanya masing2 justru dgn talenta yg kita miliki kita hrs menjadi perpanjangan tangan Allah dlm menyalurkan berkat-NYA. Yg terpenting bhw semuanya itu tetap hanya kita sandarkan dan harapkan hanya pada Tuhan kita Yesus Kristus, Juru Selamat kita.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Sertai Komentar anda dengan alamat e-mail

Followers