27 Mar 2010

Hipostatik; Yesus = Allah 100% dan Manusia 100%

Kesatuan hipostatik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana Allah Putra, Yesus Kristus mengambil natur kemanusiaan, namun pada saat yang sama tetap merupakan Allah yang sempurna. Yesus selamanya adalah Allah (Yohanes 8:58; 10:30), namun dalam inkarnasi Yesus mengambil tubuh manusia – Dia menjadi manusia (Yohanes 1:14). Penambahan natur kemanusiaan kepada natur keillahian adalah Yesus, Allah-manusia. Inilah kesatuan hipostatik, Yesus Kristus, satu Pribadi, Allah yang sempurna dan manusia yang sempurna.

Kedua natur Yesus, kemanusiaan dan keillahian, tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Yesus selamanya adalah Allah-manusia, Allah yang sempurna dan manusia yang sempurna, dua natur yang berbeda dalam satu Pribadi. Kemanusiaan dan keillahian Yesus tidak bercampur, namun bersatu tanpa kehilangan keunikan identitas. Kadang Yesus berfungsi dengan keterbatasan sebagai manusia (Yohanes 4:6; 19:28), dan di waktu lain dengan kuasa keillahianNya (Yohanes 11:43; Matius 14:18-21). Dalam keduanya, tindakan-tindakan Yesus bersumber dari PribadiNya yang satu. Yesus memiliki dua natur, namun hanya satu pribadi atau kepribadian.

Doktrin kesatuan hipostatik adalah upaya untuk menjelaskan bagaimana Yesus dapat merupakan Allah dan manusia pada saat yang sama. Namun demikian, pada akhirnya ini adalah sebuah doktrin yang kita tidak mampu pahami secara sempurna. Adalah tidak mungkin bagi kita untuk dapat secara sempurna memahami cara kerja Allah. Kita, sebagai manusia yang terbatas, tidak bisa mengharapkan dapat memahami Allah yang tidak terbatas. Yesus adalah Anak Allah dalam pengertian Dia dilahirkan dari Roh Kudus (Lukas 1:35). Namun hal ini tidak berarti bahwa Yesus belum ada sebelum Dia dikandung. Yesus selalu ada (Yohanes 8:58, 10:30). Ketika Yesus dikandung, Dia menjadi manusia selain Dia adalah Allah (Yohanes 1:1, 14).

Yesus adalah Allah dan manusia. Yesus senantiasa adalah Allah, namun Dia tidak menjadi manusia sampai Dia dikandung di dalam diri Maria. Yesus menjadi manusia sehingga Dia dapat mengidentifikasikan diri dengan kita dalam kelemahan-kelemahan kita (Ibrani 2:17), dan yang lebih penting adalah sehingga Dia dapat mati di salib untuk membayar hutang dosa kita (Filipi 2:5-11). Secara singkat, kesatuan hipostatik mengajarkan bahwa Yesus adalah Allah dan manusia yang sempurna, bahwa tidak ada percampuran atau pengurangan dari salah satu natur tsb., dan bahwa Dia adalah Pribadi yang bersatu, untuk selamanya.

4 komentar :

  1. Elisabeth27/3/10

    Syallom sy mau tanya sesuatu,, sering sekali saya share dengan teman2 berbeda agama,, salah satuna orang muslim... satu pertanyaan yang membuat saya bingung menjawabna.. Tuhan kahan ada satu,, kata orang Kristen Yesus itu anak Tuhan,, tapi didalam Al-Quran Tuhan itu tidak diperanakan.. trus gmana ? trus katanya dalam agama trsebut menjelaskan bahwa Abraham adalah orang yang dicintai Tuhan(lebih dari umatnya,"pacar/kekasih").. tapi menurut saya Tuhan itu tidak pernah mencintai tapi mengasihi... apa arti Tritunggal yang sebenarnya.... tlg jelaskan kebingungan saya karena saya ingin menjadi terang dengan kesaksian saya bukan menebar gelap..

    BalasHapus
  2. Elisabeth..

    Anak banyak artikel dalam blog ini mengenai tritunggal, untuk keseluruhannya silakan klik:
    http://bersamadia.blogspot.com/search/label/Allah%20Tritunggal

    Saran saya terlebih dahulu anda baca tentang:
    ANALOGI SINGKAT TRITUNGGAL/TRINITAS Klik ini: http://bersamadia.blogspot.com/2009/09/analogi-singkat-tritunggal-trinitas.html

    Silakan membacanya, sekedar menjawab secara singkat mengenai perbedaan pandangan Allah dalam Kristen dan Agama lain:

    Agama lain: Allah adalah transenden (tak berbentuk, tak berwujud, sakral)

    Dalam Kristen: Allah adalah pribadi / personality (memiliki wujud fisik), menghendaki adanya hubungan intim dengan manusia ciptaan termulia. Silakan anda baca artikel-artikel, jika ada pertanyaan silakan tuliskan kembali.

    BalasHapus
  3. Bapak Pengasuh situs ini

    Mohon tanya :
    Jika Yesus 100% dan 100% manusia, lalu bagaimana dengan ayat yang menyebutkan bahwa : Ia (Yesus) sudah meninggalkan ke-ilahiannya sebelun turun ke dunia ?

    Mengapa Yesus tidak bisa bangkit sendiri dari kematian jika memang Dia 100 % Allah dan 100 % manusia tapi justru dibangkitkan oleh Allah dan Rohkudus ?

    Terima kasih
    Machmud

    BalasHapus
  4. Anonim10/10/10

    Jika kita menyebut dan mengagumi sesuatu yang di sebut "ALLAH" atau "TUHAN", maka:
    1. Jika dia ALLAH atau TUHAN maka yang disebut ALLAH atau TUHAN itu tentunya "DAPAT MELAKUKAN SEGALA SESUATU"
    2. Jika kita menyebut dan memanggil kpd ALLAH atau TUHAN dan ALLAH atau TUHAN itu terbatas dalam satu hal saja, maka ALLAH atau TUHAN itu diragukan KE-ALLAH-AN nya atau KE-TUHAN-AN nya...

    Artinya, jika anda ragu dengan apa yang dilakukan YESUS yaitu mampu berubah wujud dari ALLAH menjadi manusia, maka karena DIA adalah ALLAH-TUHAN, hal itu pASTI MUDAH BAGINYA.
    Karena JIKA ANDA MERAGUKAN itu, maka bagi saya justru Kekuatan saya. Karena ALLAH orang lain tidak mampu lakukan banyak hal, tetapi ALLAH saya yaitu YESUS sudah menunjukkan bahwa hal itu bukan sesuatu yang sulit bagi-NYa.

    BalasHapus

Sertai Komentar anda dengan alamat e-mail

Followers